arti kehilangan
Kehilangan biasanya mengacu pada
hilangnya benda berupa uang, harta atau sesuatu yang disayangi.
Kehilangan juga dapat berupa orang yang dikasihi, baik orang tua, sanak
saudara atau pasangan hidup kita. Kehilangan itu semua membawa kesedihan
dan cenderung menyakitkan.
Disamping itu bila kehilangan tiap orang
reaksinya berbeda-beda, kebanyakan adalah tidak terima dan berusaha dan
penasaran untuk segera menemukannya kembali. Sebaiknya bila kehilangan
bagusnya mengucap Innalillahi wa inna Ilaihi Rajiun.
Dengan mengucap kalimat ini saat
kehilangan saya suka diledek kayak berucap ada kematian saja. Tetapi
memang benar dari segi maknanya yaitu Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.
Cara mengatasinya
1. Berucap kalimat Allah Inna Lillahi wa inna ilaihi Rojiun.
Dengan mengucap kalimat Allah itu, Kita
mengakui tiada yang kita punya, mata, tangan, kaki dan harta memang
bukan milik kita, termasuk anak bukan milik kita, kesadaran bahwa tidak
ada yang kita miliki dan sesuatu pasti akan kembali kepada pemiliknya.
Allah SWT berfirman dalam al-Quran,
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah: 155-156).
2. Mengingat-ingat waktu dan bagaimana kejadiannya
Setelah melalui tahapan pertama, bolehlah
kemudian mengingat-ingat kejadian dan telusuri kemana barang / harta
yang hilang itu. Langkah itu paling tidak dapat mengurangi sifat diri
yang selalu bereaksi berlebihan dan berkeluh kesah bila kehilangan
sesuatu.(1)
Bila seseorang kehilangan sesuatu lantas mengeluhkannya sesungguhnya ia kehilangan 2 hal secara langsung yaitu pertama, kerugian sebab kehilangan barang yang boleh jadi sangat dicintainya, kedua kerugian karena hilangnya kerelaan atau keridhoan atas benda yang hilang tadi.
3. Kalau sudah milik tidak akan kemana
Ungkapan ini kerap disampaikan orang
bahwa dalam hal diri kehilangan sesuatu selalu berucap ” Kalau sudah
milik tidak akan kemana”.
Ucapan ini benar adanya dan hendaknya
dapat menjadikannya sebagai bentuk keyakinan diri bahwa segala
sesuatunya berlaku ketentuan Allah. Setiap manusia sudah dijamin Allah
terkait rezekinya. Kesadaran ini harus dipupuk didalam hati bahwa rezeki
yang sudah milik tidak akan lari, walau dalam perjalanan diserobot
orang sekalipun, dia akan kembali diri kita.
Sesuatu yang telah menjadi milik kita
pastilah bakal didapat, dan bila bukan milik kita apalagi dengan merebut
dari orang lain dan dengan cara yang tidak baik, ya tunggu saja apalagi
jika Allah tidak ridho, itu akan hilang dan bentuk dan besaran yang
diambil paksa oleh Allah sehingga sering menyakitkan.
4. Selalu ridho
Dalam hal ini Nabi saw menganjurkan agar
kita selalu ridha atas apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, supaya
mutiara bisa kita dapatkan seiiring dengan kesabaran kita. Sebaiknya
kita menjadikan kehilangan itu juga sebagai ketetapan Allah. Nabi saw
juga menyatakan agar kita tidak mencintai sesuatu secara penuh dan
membabi buta, sewajarnya saja sehingga bila kehilangan tidaklah begitu
merana. (2)
5. Berupaya mencari pesan dibalik kehilangan
Dalam kehilangan daripada berkeluh kesah,
lihatlah pesan dari kehilangan itu untuk introspeksi diri bahwa Allah
selalu menginginkan miliknya itu digunakan dengan cara yang baik dan
untuk keperluan yang baik.
Lalu sudahkan harta itu digunakan dengan
baik dengan tidak melupakan haknya sebagian untuk dinafkahkan di jalan
Allah?. Sebab penggunaan fasilitas dari sang Maha Pemberi pada jalan
yang tidak dikehendaki akan menyebabkan dicabutnya rahmat dan kenikmatan
yang sudah diperoleh.
6. Latihan sedekah untuk mengurangi kecintaan akan harta
Jalan lain agar tidak sakit karena
kehilangan adalah biasakanlah bersedekah dan berbuat kebaikan. Kenapa
harus sedekah?. Karena dengan kebiasaan bersedekahlah kecintaan orang
akan harta atau sifat kikir dapat dikurangi atau dileburkan. Dan tidak
ada harta itu berkurang karena disedekahkan melainkan bertambah.
Amalan ini kan mempercepat proses
penyembuhan dan peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupan. Setelah
itu lanjutkan dengan zikir lisan dan hati. Jadi terbuktikan ternyata
kehilangan itu dapat menjadi anugerah karena diri tergerak untuk
melakukan segala aneka amal kebaikan setelah orang diberi sakit karena
kehilangan. Dan yang awalnya tertimpa kesulitan berkata Astaghfirullah
atau Innalillahi kemudian setelah mendapatkan berbagai anugerah berkata
Alhamdulillah.
Dalam hal ini menjadi jelaslah bahwa bila
diri jujur dan obyektif bahwa kehilangan harta atau musibah itu
belumlah seberapa dibanding kelapangan lain yang lebih nikmat yaitu
hilangnya rahmat dan keberkahan dari Allah kepada diri.
(Terinspirasi dari buku Kun Fayakun, KH Yusuf Mansyur)
Wallahu a’lam
- Firman Allah : Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, (Al Maarij : 19-21).
- Sabda Nabi: Cintailah segala sesuatu
didunia dengan segenap dan sepenuh hati, niscaya suatu saat itu pasti
akan meninggalkanmu. Hadis ini berasal dari ucapan Malaikat Jibril
kepada nabi saw : Hai Muhammad hiduplah semaumu, kelak pasti engkau
mati, Cintailah siapa saja, tetapi engkau pasti berpisah dengannya dan
beramalah semaumu, pasti engkau akan mendapatkan balasannya.
- Firman Allah : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Ash-Sharh : 5-6)
0 comments:
Post a Comment